Hari-hariku terasa lebih indah saat
semua ku lupakan begitu saja, entah bagaimana caranya tapi tersadar bahwa rasa
yang pernah ada antara aku dan kamu rasa
cinta dan sayang yang selalu membuatku bahagia tapi pada akhirnya kau hancurkan.
Kau memutuskan meninggalkan ku kau
pergi dengan wanita yang kau anggap lebih dari ku. Yah.. seperti itulah dirimu
tak pernah kau pikirkan ketika bayang-bayang rasa sakit itu hadir menyelimuti
ku berjam-jam, berhari-hari disaat kau lontarkan kata putus melalui pesan
singkat yang kau kirim untukku.
Ku tulis status di BBM tentang
kekalutan hatiku berharap agar kau membacanya dan peka dengan apa yang
kurasakan. Mungkin kau membacanya tapi kau abaikan aku. Sosokmu jahat..! itu
yang ku ucapkan dalam hatiku terkadang harus ku ceritakan pada yang lain karena
rasa sakit yang tak terbendung.
Perlahan semua itu ku lupakan, tapi
kenapa ? kau datang kembali memberiku kabar mendengarkan suaramu di telingaku.
Ketika semua sudah kembali padaku hari dimana sebelum ku kenal dirimu. Apa
maksudnya semua ini ? Apakah semua sudah berakhir antara kau dan si wanita itu.
Lalu kau ingat padaku yang menangis saat kau putuskan untuk meninggalkan ku karena
kau anggap bahwa begitu aku mengharapkan mu.
Maaf, panas bisa menjadi dingin. Apa
bedanya dengan aku tidak mungkin aku harus mengingatmu terus, kau sendiri yang
mengajarkan ku untuk bisa menerima semua ini. Jujur memang sebelum kau terlalu
jauh dari ku, ku harap sebuah keajaiban akan terjadi. Tapi seiringnya waktu
penantian itu kian sirna sampai perasaan itu hilang sendiri. Berhentilah
bersandiwara aku bukan panggung mu.
Kau hadir hanya disaat kau sedang
bertengkar dengan kekasih mu, kau menanyakan kabarku, kesibukan ku. padahal
tujuanmu hanya melampiaskan kekesalanmu. Mungkin karena aku terlalu polos di
hadapanmu. Aku bukan boneka yang mendengar cerita mu yang harus tersenyum
paksa, pura-pura senang ketika kau kembali ke hadapan ku.