Mulailah Merawat Lukamu Zera

PENYESALAN Membuat air mata Zera jatuh setelah dia menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya. Lelaki itu terbayang lagi, dadanya nyeri lagi. Kesedihan membuat Zera lupa bahwa ia masih punya harapan untuk bangkit. Dia masih punya harapan jatuh cinta, dan tentu saja, tentu saja. Zera berhak bahagia.
           Tapi kapan ?,
   Itulah yang tidak pasti, Tidak ada yang bisa tahu kapan kebahagiaan bisa datang, kapan kebahagiaan bisa pergi. Yang jelas untuk saat ini, detik ini, dalam keadaan seperti ini, yang ada di dada Zera hanya perasaan sesak. Hanya penyesalan yang menggumpal-gumpal.
           Too much love will kill you...
      Zera mengenang kembali lelaki itu. Dadanya nyeri lagi. Sungguh tidak ada perasaan yang mampu ia padankan dengan kesedihan kali ini. Menyakitkan.
           Yang fana adalah waktu, kita abadi...
      Menghembus lagi, dadanya sesak lagi, lelaki itu lagi. Larik puisi Sapardi mengiang di kepalanya.
      Aku belum kalah, katanya. Llau, menyeka air mata jatuh dipipinya.
      Zera bangkit.
Dear Zera,
      Pada akhirnya kau kaan mengerti, bahwa apa saja yang kau perjuangkan atas nama cinta, akan menghasilkan cinta pula. Sebab cinta itu, Zera, adalah sebaik-baiknya alasan untuk melakukan sesuatu dengan tulus dan maksimal. Cintalah sesungguhnya yang membuat orang-orang berjuang. Cintalah sesungguhnya yang membuat orang memenangkan hidupnya.
            Dan kau, Zera ?
    Kau barangkali mengosongkan isi dadamu, mengisinya dengan harapan dengan penuh cinta. Setelah kau gagal, kau akan menumpahkan semacam racun ke dalam harapan itu. Semacam benci ke dalam cinta itu. Dan kau, akan kehilangan seglanya. Zera, kehilangan cinta dan harapan. Kehilangan benci sekalipun. Itu artinya kau tidak memiliki apa-apa lagi, apakah keadaan itu mampu disebut bahwa kau masih memiliki dirimu sendiri ?

INGATAN akan memanjang, usia akan memendek, kenang-kenanga yang tidak pernah luput dari dalam kepala, waktu yang tak pernah membatu, erta perasaan-perasaan yang menunggu saatnya untuk takluk begitulah seharusnya seseorang merasakan jatuh cinta sekaligus patah hati. Saat ini Zera merasakannya, Perasaan sangat susah dikendalikan, susah ia tekan sehinngga terus mencuat dan terus saja seperti itu.
      Tidak pernah sekalipun Zera mampu mengalahkan perasaannya sendiri. Barangkali jika seseorang menaklukkan perasaannya, ia harus merasakan berkali-kalai namanya kegagalan. Ttidak berlebihan jika Zera masih terus bertahan terhadap apa yang ia rasakan pada Yoga.
       Perasaan itu alamiah dan tidak mungkin seseorang berhak melarang Zera merasakan itu. Pediih jima harus membayangkannya, pedih memang, apalagi saat ini Yoga semakin berubah dan semakin ridak pedul semenjak gosip itu, hubungan mereka terjadi kerenggangan nyatanya Zera hanya sahabat. Sama halnya dengan hujan yang jatuh, begitulah ketidakpedulian Yoga pada Zera (paling tidak, begitu yang Zera rasakan). Hujan yang jatuh tidak pernah peduli dan tidak pernah mencari mendung yang selalu menemaninya sebelum terjatuh ke tanah; begitu pula Yiga tidak pernah peduli dan tidak pernah mencari Zera (paling tidak begitu yang Zera rasakan).
        Zera adalah perempuan yang sangat sibuk dengan buku, pemutar musik, dan rekaman suaranya sendiri. Iya hanyut dalam rekaman musiknya, dalam perasaannya sendiri.
Dear Zera,
       Tidak cukupkah berbulan-bulan waktu kau mengenalnya untuk menyadarkan kau bahwa cinta hanya akan tumbuh di tempat yang dikehendakiknya. Kadang kau harus mengerti bahwa waktu bukannlah alat penumbuh cinta yang mujarab. Sadarilah itu Zera.
        Zera, sadarilah bahwa Yoga adalah milik orang lain meskipun itu bukan alasan yang kuat untuk membuat kau menyerah. Cinta tidak akan memperjuangkanmu, kamu yang harus memperjuangkannya, Zera.
     Kau punya banyak hal yang bisa mendatangkan cinta, Zera. Dan hal itu tidak pernah kau manfaatkan. Apa guna buku-buku yang menumpuk di kamarmu itu jika tetap saja kemampuan yang kau miliki tak membuat jatuh cinta? buktinya? Doni, ya, lelaki itu bukankah mengatakan mencintaimu karena mengagumi pemikirannmu. Dan kau menyiakannya, Zera. Sungguuh sayang. Tidak perlu, kau tidak perlu menyesal, bangunlah kembali dirimu menjadi Zera yang baru. Kau boleh memilih, namu jangan pernah setengah-setengah.
         Pertama : Perjuangkan Yoga dan jangan lengah.
         Kedua : Lupakan Yoga dan jangan lemah
        Cukup, Zera, cukup ini dulu. Jadilah pendengar yang baik. Begitulah cara Zera menyemagati dirinya sendiri, Karena tak ada yang mampu mengerti keadaannya.

0 komentar:

Posting Komentar

KOMENTAR

Loading...
 
NS' Room Blogger Template by Ipietoon Blogger Template